News, JAKARTA –PDIP menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV mulai 29 September hingga 1 Oktober 2023 mendatang. Isu utama yang dibahas pada Rakernas itu, soal kedaulatan pangan hingga Pilpres 2024. Rakernas juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bacapres Ganjar Pranowo dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dalam pidato sambutannya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengatakan Bung Karno sudah menegaskan bahwa pangan itu berkaitan dengan mati hidupnya suatu negeri. Hal inilah yang kini terjadi dalam perang Rusia dan Ukraina, pangan menjadi senjata yang sangat ampuh membangun hegemoni suatu negara.
“Di tengah pertarungan geopolitik ini, ketergangtungan Indonesia terhadap impor pangan semakin besar. Konsumsi gandum telah meningkat signifikan dari 4 persen pada 1970 menjadi 28 persen pada 2022,” kata Mega di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jum’at (29/9).
Menurutnya, pokok-pokok kebijakan pangan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi melalui pembangunan infrastruktur telah membangkitkan optimisme terhadap jalan Indonesia yang berdaulat di bidang pangan. Konsepsi kedaulatan pangan itulah yang ditawarkan PDI Perjuangan dalam Pemilu 2024.
“PDI Perjuangan tidak akan pernah menyerah dalam menjalankan politik kedaulatan pangan, itulah komitmen pokok partai pada pemerintahan yang akan datang dengan memenangkan Pileg dan Bapak Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI kedelapan,” tegas Mega.
Bacapres Ganjar Pranowo mengatakan politik pangan sangat penting karena menyentuh setiap aspek kehidupan. Maka dari itu dengan berdiri bersama petani dan nelayan maka bisa mempercepat perwujudan kedaulatan pangan.
“Negara harus memastikan petani dan nelayan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Dengan mendukung petani dan nelayan maka Indonesia dapat berdikari dalam pangan,” kata Ganjar.
Pembangunan infrastruktur pertanian yang dilakukan Presiden Jokowi telah meningkatkan signifikan produksi pertanian. Oleh karenanya, pembangunan ekonomi Presiden Jokowi harus dijaga dan dilanjutkan.
“Pangan sebagai lambang supremasi kepemimpinan Indonesia di dunia menjadi perhatian khusus PDI Perjuangan. Oleh sebab itu, pengembangan teknologi pertanian harus dimodernisasi, lahan subur harus dijaga dan tidak boleh dikonversi,” ucap Ganjar.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan geopolitik dunia berpengaruh pada pasokan pangan. Perang di Ukraina, ternyata gandum kita impor 11 juta ton dan hampir 30 persen berasal dari Ukraina dan Rusia karena di sana memang produsen gandum terbesar dunia.
“Saat saya bertemu Presiden Zelenski, beliau bercerita di sana ada 77 juta ton berhenti di Ukraina karena perang. Saya juga bertemu Presiden Putin, di sana ada 130 juta ton gandum berhenti tidak bisa diekspor karena keamanan laut,” ujar Jokowi.
Total dari kedua negara itu yang tidak bisa keluar gandumnya, 207 juta ton, sehingga yang terjadi adalah di Afrika, Asia maupun Eropa terjadi kekurangan pangan. Harga yang naik secara drastis, dan bahkan di satu negara maju Eropa, anak sekolah banyak yang sudah tidak bisa sarapan pagi.
“Itu semua karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan. Sebanyak 19 negara sekarang sudah tidak mengekspor pangan, dan bahkan sekarang menjadi 22 negara tidak mau mengekspor bahan pangannya, termasuk beras,” tambah Jokowi.
Ideologi Pancasila harus selalu dipegang teguh dalam pembangunan, khususnya mengenai kedaulatan pangan. Oleh karena itu, pangan merupakan instrumen pokok dalam membangun dan mencerdaskan bangsa,” tegasnya. (Red).