Nusa Tenggara Timur — Penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 harus berjalan dengan kondusif, maka dari itu masyarakat hendaknya mampu menghentikan aksi demonstrasi yang dilakukan. Pasalnya, sejauh ini upaya pembangunan di NTT sendiri juga terus dilakukan oleh Pemda setempat.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan kerja keras dan kolaborasi demi bisa mengatasi seluruh kondisi sulit di wilayahnya.
“Karena itu membutuhkan kerja keras dan kolaborasi yang positif sehingga kita bisa mampu melakukan terobosan agar produktivitas dan seluruh program-program kerja dapat dilakukan dengan baik, sehingga kita bisa keluar dari kondisi sulit," ungkapnya.
Hal tersebut dikarenakan memang pendidikan di NTT sendiri secara statistik masih tertinggal dengan provinsi lain di Indonesia.
Maka dari itu, memang sangat membutuhkan upaya dan kerja keras demi bisa mengear ketertinggalan.
"Oleh karena itu, kita membutuhkan effort atau kerja keras untuk mengejar ketertinggalan itu," ucap Viktor.
Salah satu hal yang membuat tingkat pendidikan di NTT masih kalah ketimbang daerah lain adalah memang sekolah yang masih bermasalah.
"Tapi kalau kita hitung rata-rata pasti kondisi normalnya masih banyak sekolah yang bermasalah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Viktor kemudian mengajak kepada seluruh pihak untuk bisa turut terlibat dalam sebuah kolaborasi untuk membangun pendidikan.
Pasalnya, jika pembangunan pendidikan hanya dilakukan oleh Dispendik saja tentu tidak akan cukup.
"Kita membutuhkan keterlibatan dari instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Perternakan dan Perikanan,” katanya.
“Tapi kalau kita membangun SMA/SMK kemudian Dinas Pendidikan jalan sendiri dan tidak pernah membangun kolaborasi dengan instansi yang ada, ini yang sulit untuk membangun pendidikan di NTT," tambahnya.
Diketahui, upaya untuk terus memajukan pendidikan tersebut dilakukan oleh Gubernur NTT dengan menyerahkan Dana Pendidikan yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU).
Dana Pendidikan yang diserahkan tersebut senilai Rp9.648.848.000 untuk 13 SMA dan SMK di Kabupaten Malaka.
Tidak hanya itu, Gubernur NTT juga menyerahkan bantuan sistem penyediaan air minum (SPAM) senilai Rp 2.165.379.674 yang diserahkan oleh Bupati Malaka, Simon Nahak kepada Direktur SPAM. (Red).