Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog Nusa Tenggara Barat Abdul Muis menyatakan bahwa ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) harus dijaga oleh Bulog sebagai salah satu instrumen negara.
"Sampai bulan September, dari bulan Januari 2022 kita sudah menyalurkan beras KPSH sebanyak 17 ribu ton lebih sebagai penetrasi pasar," ujarnya.
Lebih lanjut Abdul Muis mengungkapkan bahwa langkah-langkah strategis yang telah dilakukan Pemprov NTB juga menjadi perhatiannya seperti penyerapan jagung. Bulog dalam hal ini hadir dan terlibat menjadi motor dalam meningkatkan harga jagung ditingkat petani.
"Untuk tahap awal kita dari Bulog NTB sudah melakukan penyerapan jagung petani dengan harga Rp 4.550 yang dikirim ke Tulung Agung sebanyak 1.000 ton. Pada saat harga jagung turun kami tetap hadir membeli jagung petani melalui jalur komersial Rp 4.100 yang kami kirim keseluruh peternak di Jawa Tengah, Jogja, Salatiga, Solo dan lainnya sekitar seribu 200 ton sehingga swasta yang ada di daerah seperti Dompu-Bima dan Sumbawa itu ikut terpengaruh membeli sama dengan pembelian Bulog," paparnya.
Pada tahun 2022 ini Bulog NTB juga telah mengaktualisasikan minyak goreng yang telah direalisasikan sebanyak 460 ribu kilo. Bahkan didatangkan sekitar 90 ribu liter yang langsung habis.
" Sehingga total yang sudah diaktualisasikan sebanyak 550 ribu kilo liter minyak goreng di NTB. Minyak gorengnya sudah dalam botol kemasan dengan harga jual Rp14.000. itu adalah bagian dari menjaga stabilitas minyak goreng," jelasnya
Pada bulan Agustus-September 2022 ini lanjutnya, terjadi peningkatan permintaan beras KPSH termasuk permintaan pengiriman beras ke daerah lainnya di tanah air. Dan untuk pertama kalinya Bulog NTB mensuplay beras ke provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sehingga ini menjadi pasar baru bagi Bulog NTB.
Tahun 2021 lalu Bulog NTB telah membuka pengiriman beras ke Medan Sumatera Utara. Bahkan pada tahun 2022 ini pihaknya sudah mengirim beras ke Medan sekitar 7 ribu ton, Kalbar 2 ribu ton dan pada minggu ini akan mengirim ke DKI Jakarta kurang lebih 8 ribu ton beras.
"Ke NTT sudah kita kurang sebanyak 6 ribu ton, Bali dalam minggu ini akan kami kirim seribu ton. Jadi provinsi NTB ini adalah penyangga pangan nasional," Tutup Muis. (BS)