BI Mencatat Ada Kenaikan Inflasi Di NTB Pada Bulan Juli 2022 Sebesar 1,24 Persen


BisnisNTB-Mataram--Provinsi NTB pada periode bulan Juli 2022 secara bulanan (mtm) mengalami inflasi sebesar 1,24% (mtm), meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi 0,92% (mtm).

 

Adapun secara tahunan, Provinsi NTB mengalami inflasi sebesar 6,58% (yoy), lebih tinggi dari nasional yang tercatat 4,94% (yoy).

 

Untuk periode Juli 2022, inflasi terjadi utamanya karena kenaikan harga kelompok Administered Prices (AP) yang mencatatkan inflasi 14,03% (yoy), khususnya angkutan udara seiring dengan didorong oleh kenaikan fuel surcharge dan peningkatan demand, sementara di sisi lain ketersediaan maskapai masih cenderung terbatas,” ungkap Heru Saptaji Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI NTB.

 

Lebih lanjut Heru menegaskanuntuk kelompok komoditas Volatile Foods (VF) juga mencatatkan adanya kenaikan tekanan 11,11% (yoy) khususnya dari komoditas hortikultura. Komoditas utama pendorong inflasi Volatile Foods (VF) di bulan Juli 2022 adalah bawang merah seiring dengan penurunan pasokan dari sentra-sentra produksi karena masih belum memasuki masa panen.

 

Komoditas tomat dan cabai merah juga mencatatkan peningkatan tekanan seiring dengan kenaikan permintaan sementara di sisi lain pasokan cenderung terbatas karena hasil panen kurang optimal akibat curah hujan tinggi sehingga banyak tanaman yang busuk,” jelasnya

 

Melihat tekanan Administered Prices (AP) yang tinggi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama stakeholders harus berupaya untuk men-setoff kondisi tersebut dengan menekan laju inflasi Volatile Foods (VF) dan menjaga kestabilan harga.

 

Upaya tersebut dituangkan dalam 3 (tiga) langkah strategis yaitu pertama, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan inflasi pangan tersebut, termasuk upaya Operasi Pasar Murah (OPM) secara berkesinambungan bilamana situasi di pasar membutuhkannya,” ujarnya

 

Kedua, Bank Indonesia senantiasa berkoordinasi dan melakukan sinergi program dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders lainnya dalam rangka memperkuat ketahanan pangan strategis di masing-masing wilayah, termasuk penguatan konektivitas perdagangan antar daerah (KAD).

 

Ketiga, melakukan optimalisasi inovasi dan pemanfaatan teknologi guna meningkatkan produktivitas di sektor pertanian ketahanan pangan.

 

TPID Provinsi NTB bersama dengan KPwBI Provinsi NTB berkomitmen untuk terus menjaga inflasi daerah dan nasional dengan merumuskan program strategis Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi NTB,” tegasnya  

 

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) merupakan aksi gerak cepat untuk mengendalikan inflasi pangan yang kick off nasionalnya telah dilaksanakan pada 10 Agustus 2022, di Kota Malang.

 

TPID Provinsi NTB dan seluruh stakeholders turut mendukung upaya stabilisasi harga dan senantiasa bersinergi untuk menjaga terkendalinya inflasi pangan,” pungkasnya

 

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi NTB ini terdiri dari 7 program strategis yang merupakan flagship strategy untuk langkah-langkah pengendalian supply secara integratif, masif, dan berdampak nasional.

 

7 Program Strategis GNPIP Provinsi NTB, antara lain:

1.       Program 77 Desa Berdaya dan Tanggap Inflasi.

2.       Program Penanaman 7.700 Bibit Cabai Rawit dan Hortikultura (Urban Farming).

3.       Program Gerakan Tanam Cabai di 7 Perguruan Tinggi.

4.       Program Gerakan Tanam Cabai di 7 Pondok Pesantren.

5.       Program Operasi Pasar Murah Berkala di Seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Se-Provinsi Nusa Tenggara Barat minimal 2 kali sebulan.

6.       Program Optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) Komoditas Pangan Strategis.

7.       Gerakan Edukasi Publik Literasi Pengendalian Inflasi.

Kick off GNPIP Provinsi NTB dilakukan dengan secara simbolis melalui penyerahan piagam deklarasi oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat kepada Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Walikota Mataram dan Walikota Bima, serta penyerahan secara simbolis berupa bibit cabai dan piagam kepada Rektor Universitas Mataram, Pimpinan Ponpes Nurul Haramain dan Lurah Pagutan.